BeliIkan Fermentasi Online terdekat di Banten berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0%. Download Tokopedia App. Tentang Tokopedia Mitra Tokopedia Mulai Berjualan Promo Tokopedia Care. Kategori. Masuk Daftar. hoodie wanita ipad mini 4 xiaomi mi a1 Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS saus ikan fermentasi dari yunani. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Saus ikan fermentasi dari Yunani Kuno: EMPEK: OrangYunani kuno juga memakan ikan dan kerang-kerangan dalam bentuk segar atau kering. Macam-macam Makanan Laut diantaranya adalah : Ikan, Moluska (cumi-cumi, kerang, tiram, gurita), Crustacea (udang rebon, udang windu, udang putih, udang karang dan kepiting), Echinodermata (teripang, bulu babi), Ubur-ubur, Rumput laut. Grecque- Sebuah istilah Prancis yang digunakan untuk menggambarkan hidangan yang berasal dari Yunani, istilah modern mengacu pada sup atau saus yang terbuat dari daging, unggas, ikan, permainan, atau sayuran yang dipotong menjadi potongan-potongan berukuran merata dan dimasak dalam saus tebal , umumnya dibumbui dengan baik. Ada dua jenis Namun di bawah Kekaisaran Romawi, cacing pita ikan ini ditemukan di enam negara Eropa yang berbeda. Salah satu kemungkinan penyebab distribusi parasit adalah adopsi kebiasaan kuliner Romawi. Garum adalah saus fermentasi mentah yang terbuat dari ikan, rempah, dan garam. Ini merupakan makanan yang populer di masa itu. Janganlupa juga tetap main di agen slot online supaya ada pemasukan untuk membiayai jalan-jalanmu nanti ya. Berikut beberapa rekomendasi terbaru untuk yang mau jalan sambil makan-makan. ‱ Jauh-jauh Ke Jepang? Main ke Bandung Sambil Main di Agen Slot Online Saja. Pengin pergi ke Jepang tapi terhalang ongkos dan juga situasi? Ke Bandung aja! Ipo6. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS saus ikan fementasi dari yunani. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS Teka Teki Silang populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu. Masukkan juga jumlah kata dan atau huruf yang sudah diketahui untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Gunakan tanda tanya ? untuk huruf yang tidak diketahui. Contoh J?W?B Lukisan dinding di Pompeii dengan suasana perjamuan. Wikipedia. Beberapa situs peninggalan bangsa Romawi Kuno bercerita banyak tentang kuliner masyarakatnya. Misalnya, Pompeii dan Herculaneum. Kedua kota kuno di Italia itu ditemukan dalam kondisi terkubur materi vulkanik dari letusan Gunung Vesuvius pada 79 M. “Pengetahuan kita tentang apa yang dimakan orang Romawi terkumpul dari teks, lukisan dinding dan mosaik, serta sisa-sisa makanan mereka yang terawetkan di situs-situs peninggalannya,” tulis Mark Cartwright di Menandakan Kelas Sosial Makanan bangsa Romawi Kuno berkisar pada empat makanan pokok sereal, sayuran, minyak zaitun, dan anggur. Makanan laut, keju, telur, daging, dan berbagai jenis buah juga tersedia bagi yang mampu. Orang Romawi Kuno pun mahir dalam memproses dan mengawetkan makanan menggunakan teknik pengacaran, yakni pengasinan dengan garam atau pengasaman dengan cuka, dan penyimpanan dalam madu. Membumbui makanan dengan saus, herba, dan rempah-rempah eksotis adalah elemen penting lain dalam persiapan makanan orang Romawi. Baca juga Cara Kuno Mengawetkan Makanan Pada masa Romawi Kuno, penjual pinggir jalan sudah banyak dijumpai. Mereka menjual roti dan pasta dari biji-bijian kepada masyarakat kelas bawah yang tak mampu membangun dapur di rumahnya. “Gandum adalah andalan orang miskin,” tulis Linda Civitello, sejarawan kuliner, dalam Cuisine and Culture, a History of Food and People. Gandum biasanya disiapkan dengan dua cara, yaitu dihaluskan dan direbus menjadi bubur atau digiling dan dipanggang menjadi roti. Penjual roti dari lukisan dinding di Pompeii. Wikipedia. Menurut Randy Schwartz, sejarawan kuliner, dalam “All Roads Led to Rome Roman Food Production in North Africa” yang termuat dalam Repast Volume XX, Number 4 Fall 2004, sebagian besar masyarakat kelas bawah Romawi makan gandum atau barley setiap hari dalam bentuk bubur atau roti pipih panggang. Untuk protein tambahan, mereka mungkin memiliki keju, ikan, atau daging, tetapi seringnya bubur kacang fava atau lentil. Baca juga Membuat Roti, Kemampuan Dasar dalam Sejarah Manusia Mereka yang lebih mampu akan membeli sereal di toko roti, lalu membuatnya menjadi roti beragi yang ideal untuk dicelupkan ke minyak zaitun, susu, anggur, atau saus dari suatu hidangan yang mereka masak. Bangsa Romawi sudah memiliki teknologi untuk menghasilkan tepung dalam skala besar sehingga bisa memproduksi beragam jenis roti. “Ini membutuhkan lebih dari sekadar tenaga manusia. Keledai diikat ke batu penggiling yang berjalan mengelilinginya untuk memisahkan gandum dari sekam,” tulis Civitello. Sementara makanan masyarakat kelas atas bangsa Romawi lebih beragam. Civitello menyebutkan, orang-orang kaya Romawi biasanya sarapan keju, buah zaitun, dan roti. Mereka juga mengkonsumsi daging babi, anggur yang dimaniskan dengan madu, makanan dengan saus seperti garum dan rempah-rempah impor mahal yang disiapkan oleh pelayan. “Mereka juga minum anggur saat makan, kebiasaan yang masih dilakukan di Italia hingga saat ini,” tulis Civitello. Baca juga Tak ada Roti Bir pun Jadi Civitello menjelaskan, garum adalah kecap ikan fermentasi. Ini merupakan kombinasi unik antara garam, laut, dan matahari. Asalnya dari Yunani dan mungkin merupakan asal-usul secara tidak langsung dari saus worcestershire atau kecap Inggris. “Teorinya adalah bahwa orang Romawi mengekspor garum ke India pada zaman kuno dan kemudian Inggris membawanya dari India ke Inggris tahun kemudian,” tulis Civitello. Makanan Bernutrisi Sementara itu, semua kalangan di Herculaneum, kota kuno di Italia, mengkonsumsi makanan yang beragam. Sebagaimana terungkap dalam penelitian Mark Robinson dan Erica Rowan berjudul “From the Waters to the Plate to the Latrine Fish and Seafood from the Cardo V Sewer, Herculaneum” yang dipublikasikan di Journal of Maritime Archaeology 2018. Mereka menyebut bahwa masyarakat Herculaneum sejak dulu telah mengkonsumsi macam-macam makanan sehat. Yang paling sering adalah buah ara, telur, zaitun, anggur, dan kerang. Hal itu diketahui dari sampah dapur yang dibuang ke jamban. Kendati bukan kebiasaan yang sehat, tetapi sampah-sampah kuno itu kini berguna sebagai sumber informasi. Baca juga Melihat Kehidupan Orang Romawi Lewat Lubang Jamban Saluran jamban itu, di mana ditemukan sisa-sisa makanan sehat, terhubung dengan tempat tinggal dan toko dari masyarakat kelas bawah. Artinya, mungkin semua kalangan di Herculaneum mengkonsumsi beragam jenis makanan. “Kami selalu berpikir bahwa kalangan non-elite di dunia kuno tidak makan makanan yang sangat beragam atau menarik,” kata Rowan kepada Nature. Mereka juga membumbui makanan mereka dengan dill, mint, ketumbar, dan biji mustard. “Itu sangat sehat, dan mereka bisa mendapatkan semua nutrisi penting,” kata Rowan. Rowan menyimpulkan, banyaknya sisa-sisa dapur di dalam jamban menandakan orang-orang Romawi di Teluk Napoli ini lebih banyak memasak di rumah daripada yang dia perkirakan sebelumnya. Terutama dari jumlah tulang ikan yang ditemukan. Dia menilai perdagangan ikan di kawasan itu mungkin jauh lebih besar dari dugaan para ahli. Baca juga Mengintip Isi Dapur Firaun Kedai makanan cepat saji yang baru diekskavasi, salah satu dari 80 lebih kedai makanan cepat saji yang ditemukan di Pompeii. Sup Berisi Beragam Hewan Sisa-sisa makanan dan minuman juga ditemukan di bekas kota Pompeii, Italia. Seperti dilaporkan Smithsonian Magazine, pada 2019 arkeolog menemukan sisa-sisa dari kedai makanan cepat saji di Taman Arkeologi, Situs Regio V, di persimpangan Silver Wedding Street dan Alley of Balconies. Kendati telah berusia lebih dari tahun, sisa-sisa makanan di kedai cepat saji atau thermopolium itu terawetkan dengan baik. Bahkan, sebuah bar masih menampakkan lukisan dinding yang utuh. Di antaranya lukisan bebek mallard dan ayam jago yang mungkin termasuk dalam menu makanan. Pasalnya, sepotong tulang bebek ditemukan di kedai itu. Para ahli masih menganalisis sisa-sisa makanan dan minuman yang ditemukan dalam stoples terakota yang ditanam di meja bar kedai. Namun, Chiara Corbino, ahli arkeozoologi yang ikut dalam penggalian, menduga dua stoples itu menyimpan hidangan ikan dan babi. Juga ada semacam sup atau rebusan yang berisi siput, ikan, dan domba. Baca juga Makan Daging Masa Jawa Kuno “Kami akan menganalisis isinya untuk menentukan bahan-bahannya dan lebih memahami jenis hidangannya,” kata Corbino kepada New York Times. Untuk saat ini, menurutnya, kedai itu mungkin menyajikan sup yang berisi semua hewan itu bersama-sama. Para ahli juga yakin, satu wadah di sana berisi minuman beralkohol. Ditemukan cairan yang mengandung sisa-sisa kacang fava yang digunakan untuk memutihkan wine. Stoples lain tampaknya digunakan untuk menyimpan biji-bijian. Berbagai jenis makanan dari zaman kuno itu, terutama hidangan sup berisi siput, ikan, dan domba, mungkin adalah cita rasa kuliner yang unik. Bisa jadi hidangan itu tak mampu menggugah selera makan masa kini, namun tampaknya telah menjadi menu populer masyarakat Romawi Kuno. Yunani adalah salah satu negara yang kerap dijadikan destinasi bagi mereka yang ingin menikmati bulan madu. Gak hanya dikenal romantis, Yunani juga kaya akan banyak situs bersejarah yang sayang bila tak gak cuma daya tarik wisatanya saja yang memukau, makanan khas Yunani juga gak kalah lezatnya untuk kamu cicipi, lho. Terlebih, makanan khas Yunani gak banyak kita jumpai di dunia layaknya masakan khas Jepang, China, atau pun kalau kamu berkesempatan pergi ke sana, jangan sampai melewatkan sejumlah makanan khas Yunani ini, ya. Ada yang mirip martabak hingga donat, lho!1. Kalau Indonesia punya martabak, di Yunani ada spanakopita. Bedanya, spanakopita berisi bayam dan telur yang dibungkus phyllo pastry spanakopita Berwarna putih dengan rasa yang sedikit asin, keju feta khas Yunani ini terbuat dari susu domba yang direndam larutan garam keju feta Starostin3. Ciri khas dari greek salad ada pada kucuran olive oil dan juga potongan keju feta. Gak cuma sehat, greek salad juga mudah dibuat greek salad Starostin4. Tzaziki adalah saus cocol khas Yunani yang diolah dari greek yoghurt dicampur bawang bombay, olive oil, timun, dan oregano tzaziki Nijaki5. Disajikan dengan dua cara, souvlaki terbuat dari daging panggang. Ada yang disajikan mirip sate dan ada pula yang disajikan mirip sandwich souvlaki Baca Juga 5 Olahan Daging Domba Khas Yunani yang Bikin Ngiler, Kaya Protein! 6. Layaknya nasi di Indonesia, orang Yunani punya makanan pokok berupa roti pita. Biasanya, roti pita dimakan bersama tzaziki atau souvlaki roti pita Neonardi7. Mirip lasagna, moussaka terbuat dari pasta berisi terung, daging cincang, potongan kentang, saus tomat, dan taburan keju di atasnya moussaka im Garten8. Cara bikin kourabiedes adalah dengan menumbuk tepung, mentega, dan kacang almond, lalu dipanggang. Ada juga yang ditaburi gulakourabiedes Salah satu street food khas Yunani ini bernama koulouri. Berbentuk bundar dengan rasa tawar dan bertabur biji wijen di atasnya koulouri Sempat viral tahun lalu, loukoumades adalah donat khas Yunani. Dulunya, makanan ini disajikan saat olimpiade kuno, lho! loukoumades mungkin masih terdengar asing, tapi makanan khas Yunani sangat layak untuk kamu cicipi. Dari daftar makanan khas Yunani di atas, ada gak yang pernah kamu coba sebelumnya? Baca Juga 5 Destinasi Danau Cantik di Yunani, Bikin Pikiran Rileks dan Hati Nyam IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Fermentasi adalah sebuah proses perubahan kimia yang melibatkan mikroorganisme untuk mengubah karbohidrat menjadi alkohol dan asam amino. Dalam dunia kuliner, fermentasi lebih dikenal sebagai teknik pengolahan makanan dan minuman dengan menggunakan mikroorganisme, seperti ragi atau bakteri. Selain berfungsi mengawetkan, proses fermentasi pada makanan juga berfungsi untuk memecah nutrisi sehingga makanan menjadi lebih mudah untuk halnya seperti buah-buahan, sayuran, dan susu, kamu juga dapat melakukan fermentasi pada ikan, lho. Bagi beberapa orang, hal ini mungkin terdengar aneh. Namun, di beberapa negara, termasuk Indonesia, olahan fermentasi ikan sudah dianggap sebagai suatu kelezatan tersendiri. Dari bekasam hingga funazushi, inilah lima olahan fermentasi ikan dari berbagai Bekasam Indonesiabekasam adalah sebuah olahan ikan fermentasi khas Indonesia dari daerah Sumatera dan Kalimantan. Dinamakan bekasam karena olahan satu ini melewati proses pengasaman atau pengasinan. Jenis ikan yang umumnya diolah untuk menjadi bekasam adalah ikan air tawar, seperti ikan mujair, ikan lele, ikan nila, dan masih banyak awal mula terciptanya bekasam adalah karena pada zaman dahulu kala para nelayan tak mampu menjual habis ikan tangkapan mereka akibat transportasi yang terbatas. Akibatnya, banyak ikan yang membusuk dan terbuang. Untuk mengatasi hal tersebut, maka dibuatlah bekasam. Adapun fungsi garam dalam bekasam adalah untuk mempercepat proses menikmati bekasam, cukup tumis ikan yang sudah difermentasi dengan bumbu-bumbu sesuai selera. Lalu, supaya lebih nikmat, kamu dapat menikmatinya dengan sepiring nasi Sikhae Koreasikhae Korea, metode fermentasi untuk mengawetkan makanan sudah menjadi hal yang sangat umum. Salah satu contoh olahannya adalah sikhae. Olahan fermentasi ikan khas Korea Utara dan kawasan timur Korea Selatan yang umumnya menggunakan ikan flounder atau ikan layur sebagai bahan membuat sikhae, ikan terlebih dahulu dibersihkan, dipotong-potong, lalu didiamkan dengan baluran garam selama kurang lebih empat jam. Hal yang sama juga berlaku untuk lobak yang telah diiris. Setelahnya, barulah potongan ikan akan dicampurkan dengan irisan lobak untuk kemudian dibumbui dan dicampurkan dengan jawawut yang telah dimasak untuk memulai proses bumbu-bumbu yang digunakan dalam proses fermentasi adalah bubuk cabai, bawang putih, gula, jahe, kecap ikan, dan penyedap rasa. Baca Juga Pekasam, Metode Fermentasi Ikan dalam Stoples Berisi Nasi 3. Surströmming Swediasurströmming Surströmming adalah makanan khas Swedia yang terbuat dari ikan herring yang difermentasi dan dikemas dalam kaleng. Olahan ini sudah ada sejak abad ke-16. Di Swedia, surströmming menjadi keistimewaan tersendiri yang umumnya dinikmati dalam festival-festival musim panas, bersama dengan sepotong flatbread atau membuat surströmming, dibutuhkan waktu sekurang-kurangnya enam bulan untuk menyelesaikan proses fermentasi. Selama proses fermentasi tersebut, ikan herring akan diasinkan dan diletakkan dalam penyimpanan terbuka dengan suhu 15-20° memiliki aroma yang sangat menusuk, sehingga kemungkinan akan membuat orang yang baru pertama kali mencobanya sulit untuk menemukan letak Rakfisk Norwegiarakfisk dari Eropa, hidangan keempat ini adalah rakfisk. Makanan khas Norwegia berupa ikan trout yang diasinkan dan difermentasi. Sama seperti surströmming, proses fermentasi rakfisk juga memakan waktu berbulan-bulan, bahkan dapat memakan waktu hingga setahun. Dari segi aroma, makanan satu ini memiliki aroma yang Norwegia, rakfisk biasanya menjadi sajian yang dikonsumsi selama perayaan Natal. Rakfisk dapat dinikmati langsung tanpa harus dimasak terlebih dahulu. Supaya lebih nikmat, rakfisk umumnya disantap bersama makanan pelengkap lain, seperti flatbread, sour cream, mustard, atau bawang mentah yang Funazushi Jepangfunazushi Funazushi adalah olahan ikan fermentasi yang termasuk dalam kategori narezushi atau sushi tertua di Jepang. Funazushi menjadi hidangan tradisional khas Perfektur Shiga. Berbeda dengan sushi modern yang biasanya kamu nikmati, funazushi memiliki aroma yang menusuk. Ikan mas umumnya digunakan sebagai bahan utama untuk olahan itu, dibutuhkan proses yang sangat lama untuk membuat funazushi hingga menjadi sebuah hidangan yang siap disantap. Proses pengasinannya sendiri bisa memakan waktu hingga satu tahun. Lalu, dilanjutkan dengan proses fermentasi yang dapat memakan waktu selama empat tampilan kelima makanan di atas, kamu mungkin akan berpikir dua kali untuk mencobanya. Namun, terlepas dari rasanya, mencicipi kelima makanan di atas tentu akan menjadi pengalaman unik tersendiri bagi kamu. Untuk mengathui apakah kelima-limanya layak untuk dicoba atau tidak, you judge. Baca Juga 10 Olahan Makanan Berbahan Dasar Ikan Buntal, Berani Coba? IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis. Agrozine – Ikan fermentasi adalah salah satu cara dalam mengawetkan ikan dan produk ikan secara tradisional. Fermentasi umum dilakukan di berbagai tempat, jauh sebelum adanya metode pendinginan dan pengalengan ikan. Sebagai jenis makanan yang cepat rusak, pengawetan boga bahari dengan cara fermentasi merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan kualitas pangan dari boga bahari. Fermentasi meningkatkan keasaman dari boga bahari hingga ke titik di mana bakteri berhenti berkembang biak. Proses fermentasi yang terjadi pada ikan merupakan proses penguraian secara biologis atau semibiologis terhadap senyawa-senyawa komplek terutama protein menjadi senyawa- senyawa yang lebih sederhana dalam keadaan terkontrol. Metode modern dalam meningkatkan keasaman tanpa melalui fermentasi adalah dengan penambahan senyawa yang bersifat anti bakteri dengan pH rendah, seperti asam laktat, asam asetat, hidrogen peroksida, dan peptida tertentu. Namun, ikan yang difermentasi memiliki rasa dan aroma yang berbeda dan khas karena proses yang dialami oleh produk tersebut. Umumnya, pembuatan ikan fermentasi secara tradisional di Indonesia seperti berikut Bersihkan ikan dari sisik dan isi perut, lalucuci ikan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran dan darah yang menempel. Tempatkan dalam toples atau wadah dari kayu dan dicampur dengan garam serta nasi. Tutup wadah dan sesuaikan agar rongga udara antara tutup dengan ikan yang akan difermentasi hanya tersisa sedikit rongga saja. Hal ini disebabkan bakteri asam laktat yang diharapkan memfermentasi ikan dapat tumbuh pada kondisi sedikit oksigen. Biarkan selama 7 hari pada suhu ruang untuk memberikan kesempatan terjadinya fermentasi secara alami/spontan. Beberapa wilayah lain ada yang menambahkan garam dan nasi secara terpisah. Di awali dengan menambahkan garam pada ikan yang sudah dibersihkan, lalu didiamkan dalam wadah semalaman. Selanjutnya, ditambahkan nasi dan dibiarkan tertutup dalam wadah selama 7 hari. Pembuatan Ikan fermentasi ini bukan hanya ada di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain diberbagai penjuru dunia. ini Berikut ini jenis-jenis ikan fermentasi di dunia Bekasam/Pakasam Pakasam disebut pula bekasam atau pekasam adalah menu masakan khas dari masyarakat Kalimantan Selatan dan Sumatra Selatan, Indonesia. Pakasam terkenal sebagai masakan khas ada di Hulu Sungai Tengah HST. Makanan ini adalah produk bahan makanan yang berasal dari fermentasi ikan air tawar yang rasanya masam. Bahan makanan ini biasanya dibumbui lagi dengan cabai dan gula, sebelum disajikan sebagai lauk. Di beberapa daerah ada yang menyebutnya iwak samu. Pakasam berbahan dasar ikan yang diasinkan melalui proses fermentasi dengan garam. Ikan yang diperam, dicampur dengan taburan beras ketan yang telah digoreng. Ikan yang akan dijadikan Pakasam bisa jenis apa saja. Namun, yang paling diminati adalah pakasam anakan ikan dan pakasam papuyu betok. Salah satu jenis ikan yang biasa dibuat pakasam adalah ikan sepat rawa. Sebelum dikonsumsi, bekasam dimasak terlebih dahulu. Bagoong Bagoong adalah produk ikan fermentasi khas Filipina, terbuat dari ikan atau udang cincang yang difermentasi, dicampur dengan garam, dan disimpan dalam wadah tanah liat. Di dalam wadah, daging ikan yang telah dicincang tersebut didiamkan selama 30 hingga 90 hari, dan diaduk beberapa kali. Umumnya diberikan pewarna makanan alami yang terbuat dari angkak sehingga memberikan warna merah atau merah muda. Hasil akhirnya terkadang dicincang ulang agar menghasilkan produk yang lebih halus seperti pasta. Fesikh Di Mesir, ikan dari famili Mugilidae difermentasi menjadi fesikh. Ikan ini hidup di Laut Mediterania dan Laut Merah. Ikan ini dibuat dengan cara menjemur ikan di bawah cahaya matahari sebelum diawetkan dalam tumpukan garam. Metode dan resep fesikh dapat berbeda-beda di setiap keluarga. Makanan ini umumnya disajikan saat festival Sham el-Nessim. Garum Garum merupakan saus yang dibuat dari ikan fermentasi. Memiliki rasa yang kuat dan menjadi mata uang di zaman Romawi Kuno. Hakarl Hakarl adalah ikan fermentasi yang menjadi makanan khas Islandia. Hakarl dibuat dengan memfermentasikan daging ikan hiu dari spesies Somniosus microcephalus dan Cetorhinus maximus. Hakarl merupakan makanan yang memiliki aroma dan rasa yang sangat kuat. Fermentasi secara tradisional dilakukan di dalam tanah ditumpuk bebatuan untuk mengeluarkan cairan dari dalam tubuh ikan hiu selama 6 hingga 12 minggu. Selanjutnya, ikan dipotong dan dijemur di dalam ruangan selama beberapa bulan. Hongehoe Hongehoe berasal dari Korea yang dibuat dari ikan famili Rajidae yang difermentasikan. Ikan ini memiliki aroma seperti amonia dan disajikan mentah bersama makanan lain, umumnya kimchi. Igunaq Igunaq merupakan makanan suku Inuit Eskimo di Kutub Utara. Panganan ini dibuat dengan memfermentasikan daging walrus dan mamalia laut lainnya dengan cara dikubur dalam tanah. Daging dipotong dalam bentuk bistik sebelum difermentasikan. Fermentasi terjadi selama musim gugur, membeku ketika musim dingin, dan disajikan di musim semi. Kusaya Merupakan ikan asin yang kering dan difermentasikan dan merupakan makanan khas Jepang. Memiliki aroma yang kuat, tetapi tidak mengganggu. Rasanya cukup ringan. Biasanya disajikan bersama sake atau shƍchĆ«. Kusaya berasal dari Kepulauan Izu. Lakerda Lakerda merupakan hasil fermentasi ikan sarda asli Yunani dan Turki Ottoman. Lakerda tidak difermentasi dalam waktu lama, biasanya hanya seminggu. Daging ikan yang telah dipotong dalam bentuk bistik ikan direndam dalam larutan garam, lalu dijemur dan disimpan selama seminggu. Di Yunani, lakerda disajikan sebagai meze dengan irisan bawang merah. Di Turki, lakerda disajikan bersama bawang merah, minyak zaitun, dan lada hitam. Ngari Ikan fermentasi ini berasal dari India. Ngari dibuat dari ikan air tawar berukuran kecil yang difermentasikan bersama minyak mustard dan garam. Ikan ini lalu disimpan di dalam kendi dari tanah liat dan ditutup hingga kedap udara. Kendi lalu dikubur selama 30 hingga 40 hari. Sebelum disajikan, ngari dipanggang sebentar. Pla Ra Ikan fermentasi ini berasal dari Thailand. Pla ra merupakan kecap ikan yang dibuat dengan memfermentasikan ikan Channa striata. Setelah dipotong dan dibersihkan, ikan ini dicampur dengan garam dan bekatul lalu disimpan dalam kendi besar dan ditutup kayu. Fermentasi berlangsung selama tiga bulan hingga setahun. Rakfisk Rakfisk berasal dari Norwegia, terbuat dari ikan trout yang diasinkan dan difermentasikan selama dua bulan hingga setahun. Ikan fermentasi ini disajikan tanpa dimasak terlebih dahulu. Istilah “rakfisk” telah ada dalam sejarah tertulis sejak tahun 1348. Surstromming Ikan fermentasi ini berasal dari Swedia. Panganan ini terbuat dari ikan herring dari laut Baltik yang difermentasikan dalam drum kayu. Hal yang perlu diperhatikan adalah jangan menggunakan wadah plastik yang ditutup rapat dalam proses fermentasi karena dapat menyebabkan kasus botulisme. Botulisme adalah keracunan serius yang disebabkan oleh racun dari bakteri Clostridium botulinum. Di Alaska, kasus botulisme akibat ikan fermentasi sudah tercatat sejak tahun 1985 dan terus meningkat. Peningkatan kasus botulisme terjadi karena penggunaan wadah plastik tertutup rapat yang mengakibatkan fermentasi terjadi secara anaerobik dan menyebabkan bakteri Clostridium botulinum tumbuh dengan cepat, dibandingkan dengan cara tradisional yang menggunakan lubang di tanah dengan hanya ditutupi jerami. Demikianlah informasi tentang ikan fermentasi yang merupakan warisan dari nenek moyang di berbagai penjuru dunia. Semoga bermanfaat, selamat mencoba, dan memotivasi kamu untuk bisa melestarikan boga bahari ini. das Yuk Sobat, Tonton Video Menarik Ini

saus ikan fermentasi dari yunani kuno