Selainberpengaruh terhadap sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, bahan organik juga berpengaruh pada ketersediaan unsur hara pada tanah. Bahan organic seperti sisa-sisa dari tumbuhan dan hewan yang telah mengalami dekomposisi oleh mikroorganisme akan menyumbang unsur hara pada tanah terutama unsur hara N, P, dan yang lainnya. tanahatau tidak. Persentasi kelembaban = Nilai (1024 - nilai kelembaban analog) x 100% 1024 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini alat penyiraman tanaman dengan memanfaatkan air buangan Ac menggunakan alat mikrokontroler ESP826. Sensor kelembaban tanah (Soil Moisture Sensor) akan mendeteksi tingkat kekeringan tanah, Water Yaknisampel tanah di masukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian diberi larutan hcl. Tabung reaksi dikocok - kocok kemudian di diamkan selama satu hari. mengandung unsur hara. 4. berpori-pori untuk derasi. 5. Dalam eksploitasi minyak bumi, pada tahap yang paling awal mendeteksi struktur lapisan kulit bumi, KandunganHara Kompos yang baik mengandung unsur hara makro Nitrogen > 1,5 % , P2O5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %, disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15-20, diatas atau dibawah itu kurang baik. Untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang ajek dan supply yang berkesinambungan. A Kandungan Hara Kompos yang baik mengandung unsur hara makro Nitrogen > 1,5 % , P2O5 (Phosphat) > 1 % dan K20 (Kalium ) > 1,5 %, disamping unsur mikro lainnya. C/N ratio antara 15‐20 , diatas atau dibawah itu kurang baik. Untuk kepentingan bisnis, pupuk kompos yang dihasilkan harus mempunyai kualitas yang ajek dan supply yang berkesinambungan. BPPCadalah mesin pengolah sampah organik padat menjadi cairan organik tanpa sisa, hasilnya berupa cairan organik yang mengandung 16 unsur hara baik makro maupun mikro, senyawa organik, mikroorganisme pengurai, pestisida organik, dan hormon tumbuh. Kandungan masing-masing bahan sangat tergantung pada macam sampah organik yang dimasukkan. w9dx. Idealnya, petani sebelum bertanam sudah tahu keadaan kandungan hara esensial dalam tanah yang akan ditanami. Apakah cukup atau apa yang kurang. Diagnosa dengan uji laboratoris pertanyaan itu dapat terjawab, tetapi butuh biaya yang bagi petani kecil umumnya di luar jangkauan. Lagi pula prosedur dan pelaksanaan perlu waktu cukup lama. Mengetahui status hara esensial dalam tanah sebelum ditanami penting karena kekurangan salah satu hara esensial, makro ataupun mikro, akan menimbulkan akibat negatif tertentu pada tanaman, pertumbuhan atau hasilnya. Kebutuhan tersebut tampaknya kini sudah dapat dipenuhi dengan mudah, murah dalam jangkauan petani kecil. Kabar gembira itu berupa kemunculan teknik baru uji kandungan hara esensial dalam tanah yang dinamai Minus-One Element Technique MOET. MOET dirancang oleh pakar agronomi Dr. Cesar Mamaril, yang setelah pensiun dari Pusat Riset Padi Internasional IRRI bekerja selama 17 tahun sebagai konsultan senior tanah dan agronomi pada Philippine Rice Research Institute PhilRice. Di PhilRice, ia besama rekan sekerja mengembangkan dan mengaplikasikan MOET untuk pertanian padi di dataran rendah. Dalam satu uraian yang dimuat Majalah RiceToday edisi terbaru, Dr. Mamaril menekankan kegunaan dan manfaat teknik hara minus satu yang dirancangnya. Dari 16 hara esensial yang dibutuhkan tanaman, 13 jenis diperoleh dari tanah yakni nitrogen N, posfor P, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg, sulfur S, tembaga Cu, besi Fe, mangan Mn, seng Zn, dan boron Bo. Tiga lainnya dari udara dan air, yakni karbon C, hidrogen H, dan oksigen O. Kekurangan salah satu hara esensial ini akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh normal. Tanaman menyerap hara dari tanah atau air dalam tanah sehingga hara yang tertinggal akan berkurang karena hasil atau juga limbah tanaman terbawa keluar lahan. Untuk memenuhi kecukupan hara maka dilakukan pemupukan pada tanah. Masalahnya pemupukan seolah sudah menjadi rutinitas memenuhi resep anjuran, tidak secara terukur jumlah dan terpilih jenis hara sesuai dengan status hara masing-masing dalam tanah. Untuk menghemat penggunaan pupuk maka informasi tentang hara mana yang kurang pada tanah yang akan ditanami menjadi penting. Apalagi aplikasi pupuk yang berlebihan akan merugikan lingkungan. Konsep MOET Dengan konsep MOET dimaksudkan agar petani cukup menambahkan saja hara yang berdasarkan analisis kurang pada tanah yang akan ditanami. Informasi tentang hara esensial yang kurang dapat dideteksi dengan cara melakukan formulasi pemupukan yang pada setiap pemupukan ada satu unsur hara yang tidak diikutkan teknik minus satu unsur hara/MOET. Dengan tidak memberikan satu jenis hara akan dilihat apa dampaknya pada pertumbuhan tanaman. Itu dipraktekkan pada contoh-contoh tanah yang diambil dari lahan pertanaman. Pada kit MOET yang digunakan pada pertanian padi di dataran rendah Pilipina, formulasi pemupukan MOET dibatasi pada unsur-unsur hara untuk N, P, K, S, Zn dan Cu. Alasannya adalah bahwa di bagian terbesar pertanian padi dataran rendah Pilipina keenam unsur hara itu selalu kurang. Jadi disusun 7 formulasi pemupukan sebagai uji status hara tanah, yakni Minus N tidak mengandung N tetapi lima hara lainnya ada; Minus P; Minus K; Minus S; Minus Zn; Minus Cu; dan Lengkap semua ke enam unsur hara ada. Pelaksanaannya sederhana saja. Wadah uji menggunakan pot-pot atau wadah plastik yang dapat menampung 4 kg sampel tanah basah jumlah pot sama dengan jumlah formulasi pemupukan. Dari lahan satu hektar yang cukup seragam sebaiknya diambil secara sampel tanah dari 35 lokasi. Untuk lahan yang tingkat kesuburan bergradasi seperti lahan miring diperlukan sampel dari lebih banyak lokasi. Sampel diambil sebelum tanah diolah/dibajak. Bibit yang berumur 12 hari sebanyak paling sedikit 5 batang lalu ditanam ke dalam masing-masing pot dengan formulasi pemupukan masing-masing. Tanah dibiarkan tetap basah tetapi tidak tergenang air hingga tanaman sudah cukup mantap. Pengairan semua tanaman dilakukan dengan air dari sumber yang sama dengan yang digunakan pada lahan pertanian padi yang dikelola. Sesudah 10 hari, sebagian tanaman padi dalam pot dicabut, tinggalkan hanya dua batang yang dinilai terbaik. Bukti Visual Dalam 30 hari setelah pindah tanam bibit ke pot sudah akan terbukti secara visual perbedaan pertumbuhan tanaman antara pot. Juga bida dibandingkan pada tanaman di pot dengan formulasi pemupukan lengkap. Dapat disaksikan mana yang tumbuh baik, mana yang kurang baik dan di pot dengan formulasi mana yang minus hara apa. Bisa disimpulkan tanaman dalam pot yang mana kekurangan unsur hara apa. Atau tanah dari lokasi mana kekurangan unsur hara apa. Bila tanaman pada semua pot berisi tanah sampel dari satu lokasi bagus dan seragam pertumbuhannya, maka tanah di lokasi bersangkutan tidak kekurangan unsur hara yang masuk dalam formulasi. Untuk memperoleh ketepatan analisa yang lebih akurat, sesudah 45 hari sejak pindah tanaman padi dalam pot dicabut dan biomasanya ditimbang. Dengan bukti visual demikian, petani akan tahu tanah di lokasi mana yang perlu diberi pemupukan unsur hara apa. Petani tinggal memilih unsur hara mana yang masih perlu ditambahkan sesuai dengan takaran sesuai anjuran para penyuluh pertanian. Selain hemat biaya, penggunaan sistem analisis hara tanah MOET juga mengurangi dampak merugikan pupuk terhadap lingkungan serta menambah hasil dan pendapatan bagi petani. Harus diakui model uji MOET ini merupakan temuan sangat cerdas tetapi sederhana, murah dan mudah serta dapat dapat dilakukan sendiri oleh petani kecil. Dr. Mamaril mengaku merancang konsep MOET itu ketika masih bekerja sebagai peneliti IRRI yang bertugas di Indonesia. Kit MOET kini tersedia bagi peminat dengan harga sekitar 4 dolar AS di Philippine Rice Research Institute. Olson PS Untuk berlangganan Tabloid Sinar Tani Edisi Cetak SMS / Telepon ke 081317575066 Unsur hara suntuk diperlukan untuk membantu pertumbuhan dari tanaman. Kesanggupan elemen ini sesungguhnya sudah tersedia di alam, namun terkadang enggak mencukupi. Peristiwa ini yang membuat petani sering menambahkan hara dalam bentuk cendawan pada tanaman, sehingga pokok kayu tidak mengalami kekurangan nutrisi. Apa Itu Definisi dan Pengertian bermula Elemen Hara Zat Hara3 Khasiat Unsur Hara Lakukan Tumbuhan dan Tanaman1. Merangsang Pertumbuhan Akar susu2. Membantu Membentuk Klorofil Daun3. Memperkencang TanamanCiri-ciri Tanaman Nan Kesuntukan Unsur Hara16 Diversifikasi Unsur Hara yang Dibutuhkan Pokok kayuAtom Hara MakroUnsur Hara MikroCara Mendeteksi Kandungan Unsur Hara Dalam Tanah Apa Itu Definisi dan Pengertian bermula Elemen Hara Zat Hara Zat hara adalah paparan mengenai tingkat kesuburan yang dimiliki oleh satu saduran kapling. Dengan mengetahui bagaimana kondisi zat pada sepuhan lahan, petani boleh menentukan secara lebih baik adapun jenis tanaman apa yang setuju di budidayakan puas petak tersebut. Jika sampai hara tidak tercukupi alias bahkan tidak ada, maka kegiatan metabolisme tanaman bisa hanya terganggu atau sampai-sampai terhenti. Jika telah demikian, maka para penanam juga akan dirugikan, sehingga harus segera ditindaklanjuti agar kehabisan zat makanan bukan semakin parah dan mengganggu budidaya. 3 Khasiat Unsur Hara Lakukan Tumbuhan dan Tanaman Seperti yang diketahui, hara n kepunyaan banyak sekali guna untuk tumbuh kembang pohon. Faedah dari hara sendiri tergantung pada jenis haranya. Buat lebih jelasnya mengenai kemujaraban hara, Beliau bisa simak ulasan yang berikut ini 1. Merangsang Pertumbuhan Akar susu Zat hara bisa digunakan bikin panas pertumbuhan dari akar tumbuhan, khsususnya akar benih ataupun keberagaman tanaman muda. Akar tunggang seorang merupakan putaran pecah tanaman nan memiliki peran bermakna, terutama bikin menyerap air yang bermakna n domestik pertumbuhan. Keseleo satu hara yang memiliki peran internal pertumbuhan akar adalah phospor. 2. Membantu Membentuk Klorofil Daun Salah satu hara nan memiliki peran ini adalah nitrogen nan juga adalah hara mutlak dibutuhkan maka itu tanaman. Zat bau kencur daun atau zat hijau merupakan zat yang berguna kerjakan berbuat proses pernapasan. Adapun pengertian bermula fotosintesis ialah proses tanaman yang menidakkan sinar matahari menjadi makanan. 3. Memperkencang Tanaman Manfaat yang satu ini bisa didapatkan dari zat hara yang positif potasium. Kalau tanaman tercukupi kebutuhan kaliumnya, maka bagian daun, anakan, dan juga biji pelir bukan akan mudah mengalami kerontokan. Pokok kayu juga akan bertambah resistan terhadap yang namanya kekeringan hingga gagguan masalah yang merugikan. Setiap hara yang cak semau, memiliki peran dan manfaatnya seorang-sendiri bakal pokok kayu. Inilah kenapa, mencukupi kebutuhan hara tiap tumbuhan ialah hal yang harus dilakukan. Dengan demikian, tumbuhan juga akan merecup secara subur dan tidak mengalami gangguan akibat kurang nutrisi. Ciri-ciri Tanaman Nan Kesuntukan Unsur Hara Lantas bagaimana caranya sempat jika tanaman sudah tercukupi haranya atau belum? Untuk hal yang suatu ini, petambak bisa lihat dulu terbit ciri-cirinya. Tanaman nan bukan tercukupinya haranya biasanya akan menunjukkan beberapa gejala, seperti yang berikut ini Kekurangan hara kalium => Daun tua akan mengernyit dan patah mayang. Buah juga enggak akan bertaruk secara sempurna hingga tidak tahan saat disimpan Kekurangan hara phospor => Saat tanamannya berbuah, buahnya akan mungil dan kualitasnya buruk. Selain itu, got daun akan bercelup merah keunguan dan akan layu laun Kekurangan hara nitrogen => Tanaman bisa hanya kurus dan lagi kerdil. Pertumbuhan berbunga pohon juga menjadi makin lambat. Saat telah berbuah, tumbuhan yang kekurangan nitrogen akan cepat menguning dan copot Karena merugikan, maka hendaknya lekas dilakukan penanggulangan sesuai dengan gejala yang muncul. Karena jika kebutuhan haranya tidak tercukupi, maka kualitas dan kuantitas hasil panen sekali lagi akan terdampak. Seandainya sudah demikian, hasil pendapatan semenjak penjualan panen pula dapat berkurang. 16 Diversifikasi Unsur Hara yang Dibutuhkan Pokok kayu Tersedia 2 tipe hara yang dibutuhkan maka dari itu pokok kayu yakni hara makro dan yang mikro. Bakal mengetahui secara lebih jelas mengenai kedua molekul hara ini, Anda bisa simak langsung ulasannya di sini Atom Hara Makro Unsur ini bisa didapatkan semenjak incaran organik ataupun dari pupuk kimia. Untuk hara makro yang dari bermula bahan organik, boleh didapatkan pecah sisa pelapukan bahan kompos atau baja kandang. Adapun beberapa hara yang termasuk ke dalam hara makro antara bukan adalah umpama berikut Hara nitrogen N => Hara yang mutlak dibutuhkan oleh tanaman ini memiliki peran dalam mewujudkan lemak, zat putih telur, setakat senyawa organik yang enggak. Phospor P => Hara ini dibutuhkan dalam besaran samudra atau makro. Unsur nan satu ini memiliki karakteristik tidak mudah larut ke dalam air hingga cenderung lambat pergerakannya di dalam tanah Kalsium Ca => Berasal dari bahan kapur dan juga pupuk. Kesuntukan zat kapur bisa menyebabkan daun mengalami perubahan warna hingga berkeriput Magnesium Mg => Atom nan satu ini dominan keberadaannya di fragmen daun. Magnesium juga menjadi aktivator yang berperan n domestik terjadinya transportasi energi pecah beberapa jenis enzim plong pokok kayu Belerang S => Sulfur sendiri merupakan salah satu hara esensial pohon seperti halnya unsur N,P, dan juga K. Detik tanaman kekurangan welirang, sira bisa saja merecup terlambat setakat kerdil Kalium K => Memiliki peran kerumahtanggaan mengeset proses fisiologi berasal tumbuhan sebagaimana halnya akumulasi, transportasi karbohidrat, sampai mengatur sirkulasi air. Unsur Hara Mikro Selain unsur makro, terdapat partikel mikro yang sebaiknya juga dicukupi, namun dalam kuantitas yang sedikit. Untuk spesies hara mikro, Sira bisa langsung simak keberagaman-jenisnya di bawah ini Boron Bo => Di dalam tanah, hara yang satu ini tersedia dalam besaran nan rendah. Hara yang satu ini lagi mudah tercuci Molibdenum Mo => Punya tugas sebagai pembawa elektron arti mengubah nitrat menjadi enzim. Keberagaman hara ini juga n kepunyaan peran intern fiksasi nitrogen Seng Zn => Disebut juga zinc yang memiliki peran dalam aktivator enzim hingga membantu terjadinya proses pernapasan Besi Fesi => Memiliki peran dalam pembentukan protein dan lagi katalisator pembentukan klorofil. Besi juga mempunyai peran menjadi aktivator beberapa enzim. Mangan Mn => Partikel mikro ini mempunyai peran sebagai koenzim hingga perumpamaan aktivator untuk bilang jenis enzim respirasi Klor CI => Hara nan satu ini tertumbuk pandangan dalam osmosis yakni rayapan air atau zat terlarut dalam sel. Kembali terlibat dalam keadilan ion yang diperlukan sreg tanaman Tembaga Cu => Memiliki guna penting adalah sebagai aktivator dan mengirimkan beberapa jenis enzim. Tembaga pula mendukung kerumahtanggaan kelancaran fotosintesis Selain unsur hara di atas, cak semau juga 3 hara nan sudah tersaji di mega dan kembali air. Tentang jenisnya merupakan oksigen O2, hidrogen H, Zat arang C. Mengetahui segala apa itu hara dan juga gejala saat kehilangan unsur tertentu, adv amat penting bakal diketahui. Pendanaan di rataan persawahan dan pun pertanian adalah investasi yang banyak dicari, karena menawarkan banyak kelebihan. Jika memang memiliki minat bikin berinventasi di bidang tersebut, Dia bisa hubungi solusi investasi dan agro bisnis semenjak agrosolusi. Anda bisa ejekan wawanrembuk dan soal melalui kontak nan ada. sumber gamber Lapisan teratas sebelum atmosfer yang melapisi dan mengelilingi bumi, menyediakan kebutuhan bagi organisme yang hidup di atasnya, serta mengandung unsur-unsur kimia dengan fungsi berbeda yang dimiliki oleh setiap unsurnya. Tanah, ya, tanah merupakan media alami dengan berbagai fungsi, salah satu fungsi yang biasa diketahuinya yaitu sebagai media tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup contohnya saja tanaman. Unsur-unsur kimia dalam tanah memiliki peranan tersendiri dalam kehidupan ekosistem alami. Yaitu sebagai penyedia kebutuhan hara tanaman. Unsur kimia tanah diserap tanaman dalam bentuk ion, sehingga tidak semua unsur dalam tanah dapat diserap oleh tanaman. Terdapat 16 unsur hara kimia dalam tanah yang diperlukan oleh tanaman untuk dapat tumbuh dengan baik. Namun hanya enam unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar, unsur hara tersebut biasa disebut dengan unsur hara essential dan kesepuluh lainnya disebut dengan unsur hara non – essential. Unsur hara dalam tanah juga biasa dibedakan dengan unsur hara makro dan juga mikro. Pada unsur mikro, apabila diserap terlalu berlebihan oleh tanaman maka akan bersifat toksik. Enam unsur hara essential atau makro diantaranya nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium dan sulfur. Nitrogen dan fosfor dalam tanah, termasuk ke dalam unsur yang berjumlah sedikit dalam tanah, unsur-unsur tersebut sebagian besar berada pada status tidak tersedia untuk tanaman, kerena untuk diserap oleh tanaman, unsur tersebut harus mengalami proses dekomposisi menjadi nitrat sehingga dapat diserap oleh tanaman. Unsur hara mikro dalam tanah diantaranya besi, mangan, seng, tembaga, boron, molybdenum, dan khlor. Unsur-unsur kimia tersebut hanya dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah sedikit. walaupun dibutuhkan sedikit, apabila tanaman kekurangan unsur-unsur tersebut tetap akan mengalami defisiensi unsur hara yang akan ditandai dengan perubahan fisiologis seperti nekrosis ataupun kerdil. roch Home Penemuan Kamis, 08 Juni 2023 - 1450 WIBloading... Ilustrasi tanah vulkanik. Foto Istimewa A A A JAKARTA - Tanah vulkanik dari letusan gunung berapi, ternyata memiliki kandungan zat berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Kandungan berbahaya itu, bisa menyebabkan masalah kesehatan. Anita Yuliyanti, Peneliti Ahli Pertama bidang Geologi, Indonesian Institute of Sciences LIPI mengatakan, batuan permukaan tanah di sekitar tepian kawah gunung berapi hingga radius sekitar 1 km, mengandung zat kimia. "Dikenal sebagai potential harmful elements PHEs. Zat ini terdiri dari logam berat dan beberapa unsur lain yang berpotensi menyebabkan masalah kesehatan, karena sifatnya yang toksik beracun dan karsinogenik dapat memicu kanker," katanya, dilansir dari The Conversation, Kamis 8/6/2023. Baca Juga Lebih lanjut dikatakan, pihaknya melakukan penelitian di kawasan Taman Wisata Alam Talaga Bodas, di Garut, Jawa Barat. Kawasan ini berada tidak jauh dari lahan perkebunan warga. "Temuan kami juga memperkuat penelitian di negara lain yang mengungkapkan adanya kandungan zat-zat berbahaya dalam batuan vulkanik," sambungnya. Tanah vulkanik sering dimanfaatkan warga untuk pertanian, perkebunan, dan pariwisata. Material vulkanik yang kaya akan nutrien unsur hara membuat tanah Indonesia terkenal subur dan cocok untuk perkebunan. Baca Juga Namun, saat tumbuhan menyerap unsur hara dalam tanah, tidak jarang zat berbahaya juga turut terserap ke dalam produk pangan. Zat berbahaya itu meliputi arsenik, antimon, kadmium, kobalt, kromium, dan merkuri. Penjelasan mengenai 6 zat kimia berbahaya itu sebagai berikut 1 Arsenik As kanker gunung api aktif aktivitas vulkanik tanah Baca Berita Terkait Lainnya Berita Terkini More 7 jam yang lalu 8 jam yang lalu 10 jam yang lalu 12 jam yang lalu 13 jam yang lalu 14 jam yang lalu Jakarta Jenis-jenis tanah sangat beragam dan berbeda-beda di tiap daerahnya. Indonesia merupakan salah satu contoh negara yang sangat kaya akan berbagai jenis tanah. Ada beragam jenis-jenis tanah dengan ciri khasnya sendiri. Tanah sendiri merupakan bagian kerak bumi yang tersusun dari bahan organik dan mineral. Tanah berperan penting bagi kehidupan makhluk hidup terutama tumbuh-tumbuhan. Tanah menyediakan air dan unsur hara yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup tumbuhan. Selain tanaman, banyak spesies bergantung pada tanah sebagai habitatnya. 6 Jenis Sukulen yang Mudah Dirawat sebagai Tanaman Hias 12 Jenis Tumbuhan Hidroponik, Jangan Asal Pilih 5 Jenis Beras Sehat Pengganti Nasi Putih, Baik untuk Kesehatan Beragamnya jenis-jenis tanah tergantung proses pembentukan dan lokasi tanah itu sendiri. Tanah umumnya terbentuk dari bebatuan yang mengalami pelapukan. Proses pelapukan tersebut bisa berlangsung dalam waktu lama, bahkan ratusan tahun. Pelapukan batuan menjadi tanah juga dibantu beberapa mikroorganisme, perubahan suhu dan air. Jenis-jenis tanah di tiap daerah bisa berbeda, tergantung komponen yang ada di dalamnya. Komponen dalam tanah yang baik bagi tanaman biasanya terdiri dari mineral 50%, bahan organik 5% dan air 25%. Selain itu, letak astronomis dan geografis juga berperan penting dalam pembentukan tanah. Jadi, apa saja jenis-jenis tanah. Berikut ini telah merangkum dari berbagai sumber, apa saja jenis-jenis tanah disertai dengan penjelasan mengenai persebarannya, Senin 26/10/2020Pemandangan Gunung Singgalang dari Cadas Merapi foto akbarmuhibar1. Tanah Litosol Tanah litosol adalah jenis tanah yang baru mengalami perkembangan dan masih baru. Jenis tanah ini terbentuk dari perubahan iklim, topografi dan adanya vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini diperlukan penanaman pohon agar mendapat mineral dan unsur hara yang cukup. Tekstur tanah litosol ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir. Biasanya salah satu dari jenis-jenis tanah ini bisa ditemui pada daerah dengan tingkat kecuraman tinggi. 2. Tanah Aluvial Salah satu dari jenis-jenis tanah yang umum ditemui yaitu tanah alluvial. Jenis tanah ini muncul akibat endapan lumpur yang terbawa aliran sungai. Tanah bisa ditemui di bagian hilir karena dibawa dari hulu. Warna tanah ini biasanya cokelat hingga abu-abu. Tanah ini sangat cocok bagi pertanian seperti padi, jagung, tembakau dan jenis tanaman lainnya. Hal tersebut karena tekstur tanahnya lembut dan mudah diolah, sehingga tidak butuh kerja keras untuk mencangkulnya. Di Indonesia sendiri, jenis tanah ini tersebar hampir dari Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, hingga Papua. 3. Tanah Andosol Jenis tanah andosol adalah salah satu jenis tanah vulkanik yang terbentuk karena proses vulkanisme gunung berapi. Salah satu jenis tanah ini sangat subur dan cocok untuk tanaman. Warna tanah andosol cokelat cenderung abu. Jenis tanah ini sangat kaya mineral, unsur hara, air, serta mineral. Itulah mengapa jenis tanah ini sangat baik untuk tanaman. Tapi memang, secara persebaran, tanah ini hanya terdapat di daerah yang dekat dengan gunung berapi, seperti daerah Jawa, Bali, Sumatera, dan Nusa TanahPohon Jati yang meranggas, menegaskan ketandusan tanah Blora ketika musim kemarau. foto / Edhie Prayitno Ige4. Tanah Entisol Jenis tanah ini adalah saudara dari tanah andosol, tapi berasal dari pelapukan material yang dikeluarkan letusan gunung berapi, seperti debu, pasir, lahar, dan lapili. Karakter tanah ini sangat subur. Namun, jenis tanah ini masih sangat muda dan bisa ditemukan tidak jauh dari area gunung berapi. Untuk persebarannya sendiri, tanah ini bisa ditemukan di daerah yang memiliki gunung berapi. 5. Tanah Humus Kemudian, jenis tanah humus yang terbentuk dari pelapukan tumbuhan. Tanah ini sangat banyak mengandung unsur hara dan mineral serta sangat subur. Itulah mengapa, jenis tanah ini sangat baik digunakan cocok tanam karena kandungannya sangat subur dan baik untuk tanaman. Tanah humus punya berbagai unsur hara dan mineral yang bersumber dari pelapukkan tumbuhan hingga warnanya cenderung kehitaman. Tanah ini bisa dengan mudah ditemui di daerah yang banyak hutan, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Papua, dan beberapa wilayah di Sulawesi. 6. Tanah Grumusol Tanah grumusol dibentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Tanah ini memiliki kandungan organik yang rendah, karena banyak unsur batuan kapur. Itulah mengapa tanah ini tidak subur dan kurang cocok sebagai lokas tanam. Dilihat dari karakter tanahnya, cenderung kering dan mudah pecah terutama, terutama saat musim kemarau serta punya warna hitam. Ph tanah ini netral hingga alkalis. Kemudian, tanah ini biasanya ada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter dari permukaan laut dan punya bentuk topografi datar hingga bergelombang. Tanah ini tersebar di daerah Jawa Tengah Demak, Jepara, Pati, Rembang, Jawa Timur Ngawi, Madiun, serta Nusa Tenggara Timur. Dikarenakan tanah ini punya tekstur yang kering, maka akan sangat bagus jika ditanami vegetasi kuat seperti kayu Tanah7. Tanah Inceptisol Selanjutnya, jenis tanah ini terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf. Jenis tanah ini bisa menjadi dasar dalam pembentukan hutan yang asri. Karakter tanah ini yaitu adanya horizon kambik. Horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya, dan hal tersebut yang menjadikan sangat unik. Lokasi dengan tanah jenis ini cocok sebagai perkebunan kelapa sawit atau karet. Jenis tanah ini tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, dan juga Papua. 8. Tanah Latosol Tanah latosol terbentuk dari pelapukan batuan sedimen dan metamorf. Ciri tanah latosol ada pada warnanya yang merah hingga kuning, teksturnya lempung serta memiliki solum horizon. Persebaran tanah litosol ada di daerah dengan curah hujan dan kelembapan yang tinggi, atau ada di 300-1000 meter dari permukaan laut. Sayangnya, jenis tanah latosol tidak terlalu subur, karena mengandung zat besi serta alumunium yang cukup tinggi. 9. Tanah Kapur Tanah kapur memang berasal dari batuan kapur yang mengalami pelapukan. Dengan begitu, tanah kapur sudah bisa disimpulkan jika memang tidak subur dan perlu dihindari untuk jenis tanaman yang butuh banyak air. Salah satu dari jenis-jenis tanah ini lebih cocok ditanami pohon jati dan jenis pohon keras lainnya. Jenis tanah kapur banyak tersebar di daerah Gunung Kidul Yogyakarta serta di daerah pegunungan kapur yang ada di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Nusa Tenggara TanahKondisi kanal di area konsesi perkebunan kelapa sawit di Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. / Gresi Plasmanto10. Tanah Laterit Jenis-jenis tanah selanjutnya yaitu tanah laterit. Jenis tanah bewarna merah bata ini mengandung banyak zat besi dan alumunium. Di Indonesia, tanah ini cukup fimiliar di berbagai daerah, terutama daerah desa dan perkampungan. Tanah laterit termasuk dalam jenis tanah yang sudah berusia cukup tua, sehingga tidak cocok ditanami tumbuhan apapun. Selain itu kandungan yang ada di dalam tanah ini juga tidak cocok bagi tanaman. Tanah ini mudah ditemui di Kalimantan, Lampung, Jawa Barat, dan Jawa Timur. 11. Tanah Podsol Di dalam tanah podsol, terdapat berbagai campuran tekstur mulai dari pasir hingga bebatuan kecil. Karakter tanah podsol antara lain tidak punya perkembangan profil, warnanya kuning dan punya tekstur pasir hingga lempung. Kandungan organic pada jenis tanah ini sangat rendah, sebab terbentuk dari curah hujan tinggi namun suhunya rendah. Biasanya jenis tanah ini ada di Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, dan juga Papua. Namun bisa juga ditemui di daerah lain yang selalu basah sepanjang tahun. 12. Tanah Organosol Tanah organosol dibentuk dari pelapukan benda organik seperti tumbuhan, gambut serta rawa. Biasanya tanah ini ada di iklim basah dan punya curah hujan tinggi. Ketebalan tanah ini rata-rata hanya mm dan punya diferensiasi horizon yang jelas. Selain itu, kandungan organik di dalam tanah organosol lebih dari 30% pada tanah yang teksturnya lempung, dan 20% pada tanah yang berpasir. Kandungan unsur hara tanah ini rendah dan punya tingkat kelembapan rendah Ph 0,4 saja. Untuk menemui jenis tanah ini, biasanya bisa ditemui di daerah pantai hampir di seluruh TanahIlustrasi jenis tanah Indonesia Sumber Pixabay13. Tanah Mergel Jenis tanah ini juga berasal dari kapur. Tapi dicampur dengan bahan lain dan bentuknya lebih mirip pasir. Tanah mergel dibentuk dari batuan kapur, pasir, serta tanah liat. Kemudian mengalami pembentukan dengan bantuan hujan tapi tidak merata. Jenis tanah ini cukup subur dan bisa ditanami beberapa jenis tanaman. Selain itu ada banyak mineral dan air di dalamnya. Biasanya tanah ini banyak terdapat di daerah dataran rendah, seperti Solo, Madiun, dan Kediri. 14. Tanah Oxisol Tanah oxisol adalah jenis tanah yang kaya zat besi dan alumunium oksida. Tanah jenis ini sering ditemui di daerah tropis dari desa hingga perkotaan. Karakter dari tanah ini antara lain memiliki solum yang dangkal dan ketebalannya kurang dari 1 meter. Warna tanah ini cenderung merah kekuningan dan punya tekstur halus seperti tanah liat. Tanah ini juga cocok dijadikan lahan perkebunan seperti tebu, nanas, pisang dan tumbuhan lainnya. 15. Tanah Liat Tanah ini terdiri dari campuran aluminium serta silikat yang punya diameter tidak lebih dari 4 mikrometer. Tanah liat dibentuk dari proses pelapukan batuan silika yang dilakukan asam karbonat dan sebagian diantaranya berasal dari aktivitas panas bumi. Jenis tanah ini tersebar di sebagian besar wilayah Indonesia dan biasa digunakan untuk kerajinan. Itulah tadi beragam jenis-jenis tanah yang banyak tersebar di Indonesia. Berbagai jenis tanah tersebut setidaknya bisa menjadi bahan referensi yang tepat jika ingin mencoba bercocok tanam.* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

cara mendeteksi kandungan unsur hara dalam tanah